14 Februari 2009

Guru, Murid dan Saya

Berdasarkan pengalaman yang teralami oleh saya, Saudara sepupu*saya pernah berkata: "Panggihkeun Guru atawa murid nu marengan diri"(indonesia: Temukan Guru atau murid yang menyertai diri).

berdasar pengetahuan yang saya pelajari dan saya dapatkan, Manusa diterapan ku pirang-pirang pangawasana kagungan Allah (Manusia disertai oleh banyak-banyak kekuasaan milik Allah), diantaranya Guru dan Murid.

Pengalaman:
Sering sekali kita menuduh seseorang itu GURU atau MURID, yang terdekat, misalnya saya, saya merasa bahwa saya ini adalah MURID (waktu sekolah dulu) yang hanya akan diberi tahu oleh GURU di sekolah mengenai hal-hal yang saya tidak tahu. Namun yang terjadi, jika saya tidak bertemu dengan Ia(guru di sekolah), dirumah saya disuguhi PR yang dibekal dari Sekolah, dan saya harus mencari sendiri jawaban, "sungguh GURU yang tidak tahu diri" (mungkin itu salah satu ungkapan kejengkelan yang pernah terjadi pada saya waktu itu), karena saya belajar disekolah itu untuk menuntut ilmu pengetahuan dan harapan dari orang tua di rumah yaitu supaya saya tahu segala sesuatu adalah kepada GURU di Sekolah.

Ternyata:
Jika kita tafakuri, Guru sebenar-benarnya ialah guru yang menyertai diri, yang akan terus memberitahu apa-apa yang tidak kita tahu, meskipun kita tidak melihatnya, namun kita sering sekali menikmati ajaran-ajarannya. Guru sebenarnya ialah yang memberi tahu jawaban PR-PR yang dibekal dari sekolah ke rumah. Guru yang sebenarnya ialah Guru yang membantu mendidik diri dimanapun berada, Guru yang sebenarnya Guru yang selalu menyertai kita dimanapun kita berada. Guru yang sebenarnya ialah guru tiada hentinya mendidik tanpa bosan mendidik tanpa minta imbalan sepeserpun dan mengikuti kita kemanapun kita berada. Guru yang sebenarnya tidak membutuhkan makan dan minum, Dll.

Namun:
Kita, yang terapan (disertai) dengan GURU dan MURID, Apakah akan Belajar Pengetahuan yang Baik yang akan menuntun kita ke jalan kebaikan atau Sebaliknya??
Dua Utusan (atas nama Kemuhammadan & atas nama Kesetanan) yang menyertai manusia akan selalu berlomba supaya manusia mengikuti salah satu dari mereka, mereka bertugas sesuai tugas masing-masing.

Kita, yang terapan (disertai) dengan GURU dan MURID, Sudahkah kita bersyukur atas nikmat Guru, Murid juga Pengetahuan yang menyertai kita?

Bisa ditarik kesimpulan:
Guru di sekolah, ialah Guru Sareat/guru secara lahiriah, biasanya seseorang yang menjadi guru masih membutuhkan makan dan minum, karena ia memang Orang atau manusia yang secara alamiah diterapan/disertai berbagai macam SIFAT termasuk SIFAT LAPAR dan SIFAT HAUS.
GURU sebenarnya, ia menyertai siapa saja, juga menyertai seseorang yang menjadi Guru. Karena nya, Kalimat "GURU ialah Pahlawan tanpa Tanda jasa" sangatlah benar.

Oleh karena itu, "Panggihkeun Guru atawa murid nu marengan diri"(indonesia: Temukan Guru atau murid yang menyertai diri). Dan pesan dari Mama yang saya tahu dari saudara sepupu*saya tadi ialah, "lebih baik Jadi SISWA/MURID dari pada mengaku-aku sebagai GURU, karena kalau jadi SISWA mah suka diberitahu hal-hal yang tidak kita ketahui oleh GURU"

Demikian yang saya pelajari, jika kurang berkenan mohon saling koreksi.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Pemahaman secara umum mengenai "Guru", seringkali dikaitkan dengan Guru Ghaib.

Mungkin ini bisa diperjelas kang, mengingat Abdul Jabbar sedikit banyak menyinggung soal Tharekat dan Ghaib.

Mungkin, kalau pengertian saya tidak salah, yang menjurus ka tharekat akan lebih ke arah keterangan hidup sedangkan yang jalurnya cenderung ke kejabbaran/ghaib bisa beda lagi.

Mohon ma'af klu kurang berkenan.

Cuman mantaf banget nih penjelasannya..
emangbeda kalu ahli keterangan hidup yang menguraikan...:thumbup:

qomarulzaman mengatakan...

Bisakah org mengerjakan pr/akan slalu benarkah jawaban prnya jika dia gak mengenal angka dan huruf ...dr siapakah dia mengenal angkah dan huruf,jgn lupa juga siapakah yg memberi tahu/koreksi jawabanya apakah benar or salah...kalo tanpa guru manusia/mengenal huruf or angka pa lagi menyelesaikan soal..akan makan wkt yg lbh lama,wkt terbuang sia2.padahal dikehidupan umur qta sendiri gak tahu batas belajarpun gak tahu