06 Juli 2008

Kutipan mengenai KeTauhidan

Sedikit kutipan mengenai hal "ketauhidan dalam ajaran atas nama islam"

Dzat Allah ialah dzat mutlak, "Dzat Laesa Kamislihi sae'un" Dzat yang tidak bisa diperumpamakan atau dipersamakan. Dalam surat Al Ikhlas, dikatakan bahwa tidak satupun yang menyamai-Nya. Dzat Allah ialah yang memiliki Semua mahluk baik yang di langit maupun di Bumi (Q.S Anissa,126).

"Ada" ataupun "Tidak Ada" ialah milik Allah SWT, bagaimana mungkin Allah dikenai Sifat Milik Allah??,
sedangkan dikatakan bahwa "Dzat Allah ialah Dzat yang tidak bisa diperumpamakan atau dipersamakan.", jika kita mempersamakan Dzat Allah dengan Dzat MAhluk, apa sebutannya untuk yang mempersamakan Dzat Allah tersebut??

"Ada" ataupun "Tidak Ada" ialah milik Allah SWT yang menyertai Mahluk-mahluk Lainnya, seperti mahluk yang disebut jasad manusia disertai oleh sifat "ADA" karena terlihat oleh pandangan, dan teraba oleh rabaan, sedangkan "pandangan/penglihatan" disertai oleh sifat "tidak ada" karena tidak terlihat dan tidak teraba, namun ternikmati oleh yang menikmatinya(seperti oleh atas nama manusia)

Jika ada pertanyaan, "apakah Allah itu Ada atau tidak??", bagaimana menjawabnya?? sedangkan Dzat Allah yang memiliki mahluk dengan Sebutan "Ada" dan "tidak Ada"??

Tadi disebutkan bahwa Dzat Allah lah yang memiliki semua mahluk di Bumi dan di langit, Apa sebutannya bagi seseorang yang mengambil alih kepemilikan dengan menyebut bahwa ia memiliki Allah/TUHAN??? dengan mengatakan "bahwa Tuhan saya berbeda dengan Tuhan anda" sedangkan ia sendiri Adalah mahluk Milik Allah yang disertai dengan daya dan kekuatan milik Allah?? dan apa sebutannya bagi yang mengambil Alih kepemilikan dengan menyebut bahwa surga adalah miliknya, sedangkan ia dan surga ialah milik Allah??

pada Surat AlIkhlas menjelaskan
"Katakan (oleh kamu Muhammad): Allah Itu Satu (Nama)"
penjelasannya: ALLAH ialah satu nama dzat yang pasti ada namanya.
satu disini menyebutkan terhadap nama, bukan kepada Dzat Allah, karena dzat Allah tidak dikenai sifat bilangan baik satu ataupun banyak, minus ataupun nol, Dzat Allah ialah yang memiliki sifat bilangan. sifat bilangan tiba pada mahluknya.
contoh sifat satu tiba pada mahluk Allah yang bernama Matahari, namun sifat banyak tiba pada mahluk seperti manusia.

masih pada Surat AlIkhlas diterangkan
"Tidak ada satupun yang dapat menyamainya", jelas sekali dalam ayat lain pada penjelasan alQur'an disebutkan "Dzat Laesa Kamislihi Sae un", Dzat yang tidak bisa diperumpamakan/dipersamakan. Jadi Dzat Allah tidak dikenai oleh sifat - sifat milik Allah. Sifat-sifat milik Allah menyertai mahluk-mahluk Allah.

masih penjelasan AlQur'an,
"Wa La tafakaru fil kholqi wala tatafakaru fil Kholiqi"
jangan berfikir bagaimana Allah, tatapi berpikirlah tentang apa-apa yang sudah dijadikanNya.

Berpikir bagaimana Allah, tidaklah akan terpikir, segala sesuatu yang berpikir mengenai bagaimana Allah tentulah akan melenceng karena segala macam pikiran (baik ataupun buruk) adalah milik Allah.

Sok ah... kumaha tah??