29 Januari 2009

Mohon Maaf Jika Tidak Berkenan.

Waktu itu di forum ada seseorang menuliskan sebuah postingan yang bertanya perihal postingan yang saya post waktu itu. berikut kutipannya

maaf, bukan mengkritik..hanya berusaha memetik hikmah mutiara yg terkandung dari pernyataan akang...
agar org awam bodoh seperti saya dapat mengerti tingkat ketinggian pemahaman ini
mohon penjabarannya ..


waktu itu dibalas begini:

kutipan diatas sengaja di bold, maksudnya mau bertanya tapi jangan tersinggung ya, Anda ini bodoh atau manusia atau apa ???

Dari pengetahuan yang saya dapat dan saya pelajari, Baldatun Toyibatun Warobbun Ghofur.
Baldatun = Negara Badan
Toyibatun = Baik/Bagus
Warobbun Ghofur= dengan Pengampunan Tuhan(sunda:Pangeran).

Jelasnya: Jika Negara Badan banyak melakukan Kebaikan akan dekat dengan pengampunan Allah (ini juga bisa mengandung makna Sebaliknya, Negara Badan Yang banyak Melakukan Kesesatan akan jauh dengan pengampunan Allah)

Kaitannya dengan kutipan di atas, Atas nama Negara terdiri dari beberapa komponen yang membentuknya, begitu juga negara badan, terdiri dari mata dengan penglihatannya, hidung dengan penciumannya, lidah dengan pengecapnya, kulit dengan perabanya, tangan dengan genggamannya, kaki dengan langkahnya, otak dengan pikirannya, dan berbagai macam organ tubuh dengan berbagai fungsinya, begitu pula keinginan, harapan, pintar, bodoh, takut, sedih, gembira, senang dan masih banyak lagi penghuni negara badan, dan jangan sampai terlewat, "saya"/"abdi" pun merupakan salah satu komponen negara, bahkan "saya"/"abdi" lebih berperan dan bertanggung jawab atas apa-apa yang terjadi di negara badan tersebut.

Jadi jika mengatakan Saya bodoh, mungkin jika "bodoh" yang berkata sangatlah pas, tapi jika saya yang berkata, patut dipertanyakan saya ini apa? bodoh atau apa ya???

Kemudian postingan dari saya dibalas lagi, namun ada yang mengganjal, sepertinya orang tersebut tidak terima dengan pertanyaan yang diwarnai merah di atas dan balik bertanya tentang kesopanan yang saya lakukan ketika bertanya mengenai pertanyaan tersebut. Dan ia memutuskan untuk tidak bertanya lagi ataupun berkomentar di thread tersebut dan jadi penonton saja.

Pertanyaan yang diwarnai merah di atas, dimaksudkan untuk membuka cara pikir/cara pandang terhadap diri, dan diawali dengan tulisan "Jangan Tersinggung ya" dimaksudkan agar pertanyaan tersebut tidak dimasukan kedalam hati, tidak dimaksudkan untuk menyudutkan atau merendahkan seseorang, apalagi merendahkan diri*sendiri dengan kalimat org awam bodoh seperti saya. Semua Mahluk kedudukannya sama jika dihadapkan pada aturan hukum yang tentu(red:Al Qur'an), tidak ada yang rendah ataupun tinggi, yang membedakannya hanya Amal perbuatan yang dilakukannya. Merendahkan Diri*sendiri, bisa dikatakan Tidak mensyukuri apa-apa yang telah dikaruniakan kepada diri. Merendah boleh-boleh saja, tetapi sebaiknya merendah tidak pada tingkatan Kufur Nikmat. Dalam Berbahasa kenali dulu arti dan makna kata dan kalimat, karena jika mengenal hanya sebagian kecil isi Alinea yang dibentuk oleh beberapa kalimat, pemahaman dan pengetahuan akan kalimat tersebut, bisa-bisa terasa menyinggung yang bisa-bisa juga menutup diri untuk mengenal lebih dalam maksud dan tujuan yang sebenarnya.

Berikut balasan yang saya post di thread tersebut untuk meminta maaf jika pertanyaan "tersebut" menimbulkan perbedaan persepsi.

nb: tadinya saya mau memberikan kunci, tapi karena kuncinya seperti pemukul bedug, kayaknya saya dianggap mau memukul. Eh jadi lari tuh orang..... Duh..... Maaf ya jika tidak berkenan..... Jangan Lari dong..... Sori kuncinya kegedean.

Tidak ada komentar: