24 Januari 2009

Bismillah dengan Ikhlas

Ada sepenggal cerita ketika saya masih duduk di bangku sma.

Saya bertanya kepada sepupu*saya, apa yang harus saya lakukan untuk menghilangkan angan-angan, keinginan, harapan dan sebangsanya ketika kita mengucapkan kalimah al-basmalah?
dijawab begini: "mengucapkan kalimah milik Allah yang mana saja kita harus rido ikhlas tanpa pandangan(red:pamrih) apapun hanya menurut perintah Allah saja, namun bila muncul atau tiba/datang angan-angan, keinginan, harapan dan sebangsanya ketika kita mengucapkan kalimah-kalimah milik Allah, itu mah urusan lain lagi, biarkan saja, karena angan-angan, keinginan, harapan dan sebangsanya itu mahluk milik Allah juga."

Contoh: ketika kita akan berpergian, perintah Allah memerintahkan "dalam memulai sesuatu harus dimulai dengan membaca kalimah al-basmallah", namun kadang-kadang muncul angan-angan, keinginan, harapan dan sebangsanya seperti "ah saya baca bismillah dulu supaya selamet di jalan".

kalimat "supaya selamet di jalan" merupakan angan-angan, keinginan, harapan dan sebangsanya, itu mah diluar konteks perintah Allah, lebih baik tidak terlalu dihiraukan karena bisa-bisa Niat yang kita jalankan bukan lagi "Karena menurut pada perintah Allah", tapi "supaya selamat di jalan", kan jadi jauh tuh.

Tapi... ini ada tapinya... Kalau pun ketika dijalan kita diselamatkan, kita akan lebih bersyukur.
kebaikan-demi kebaikan kita tempuh, dari mulai niat membaca albasmallah, yang karena perintah Allah yg memerintahkan dan bersyukur atas nikmat selamat yang kita nikmati setelahnya.

Berbeda dengan yang niatnya "Supaya selamat di jalan", ketika diperjalanan ia celaka, yang akhirnya menyalahkan "Kalimah ini gak ampuh, saya baca tapi tetep saja saya celaka".
Kejelekan-demi kejelekan terjadi, nambah nambah dosa wae..


Tidak ada komentar: